Sebuah video propaganda kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) kembali memunculkan sosok anak-anak yang menjadi eksekutor tahanan mereka. Ya, anak-anak kembali jadi 'model' dalam video yang memperlihatkan sadisme tersebut. Dilansir dari The Sun, video bermula dengan lima anak-anak dengan tahanan yang berlutut di depan mereka.
Dalam video tersebut terlihat seorang anak-anak yang diduga berasal dari tanah Inggris. ISIS diduga berhasil 'merangkul' Britania Raya dengan penampakan bocah bernama Abu Abdullah Al-Britani. Nama tersebut juga diketahui sebagai nama belakang salah satu pelaku bom bunuh diri ISIS, Al-Britani yang juga warga Inggris. Video tersebut pun akhirnya membuat rakyat Inggris geram.
Media Inggris menduga anak-anak tersebut berusia 12 tahun.
DailyMail menyebut bahwa Al-Britani adalah bocah asal Inggris karena aksennya saat berbicara. Dirinya dan empat bocah lainnya mengenakan seragam tentara dengan penutup kepala dan tas hitam. Al-Britani juga memiliki retina berwarna biru dan tatapan sudah 'kosong' karena tidak segan-segan mengangkat senjata serta mengarahkannya ke para tahanan.
Bukan hanya dari Inggris, keempat bocah lainnya yang umurnya serupa juga diduga berasal dari luar Suriah, yakni Mesir, Kurdi, Tunisia dan Uzbekistan. Bocah asal Inggris tersebut terdengar sangat fasih berbahasa Arab dalam video tersebut. Bahkan teriakannya terdengar lantang sebelum mengarahkan senjata ke para tahanan ISIS.
Dari sistem hukum di Britania Raya, bocah tersebut sudah bisa diadili oleh pengadilan. Al-Britani yang masih belum diketahui identitas aslinya tersebut sedang diusahakan untuk 'pulang' ke Inggris. Akan tetapi, Al-Britani dipastikan menjadi pelaku pembunuhan dan diproses sesuai hukum yang berlaku jika benar-benar pulang.
Baca Juga: Ketika Dunia Lebih Cepat Menghakimi: ISIS Bukan Islam!
ISIS dan pencarian terhadap "Pemimpin Muda".
ISIS diketahui sedang gencar membentuk tentara 'masa depan'. Sebuah pelatihan yang dibuat oleh ISIS sendiri melatih anak-anak di bawah 17 tahun untuk mengerti tentang senjata dan perang. Program tersebut disebut The Cubes of Caliphate atau Para Khalifah Muda yang berarti para pemimpin muda. Ya, ISIS mencari 'penerus' demi kejayaan kelompok mereka.
Propaganda ini mulai berjalan awal tahun 2016 dengan memasukkan anak-anak dari berbagai wilayah dunia untuk meraih 'legitimasi' yang diinginkan selama ini. Ketika anak-anak tersebut sudah direkrut, mereka akan diasingkan terlebih dahulu dan 'mental'-nya ditempa para militan ISIS.
Selama proses pelatihan anak-anak diberi pemahaman terkait jihad menurut ISIS, mengetahui siapa musuh terbesar mereka. Namun, anak-anak tersebut dilarang mengakses internet dan televisi kabel yang menyediakan informasi di luar Suriah.
Sampai saat ini pemerintah Inggris sendiri inginkan adanya perlindungan lebih bagi rakyatnya. Menurutmu, apakah tindakan ISIS termasuk eksploitasi anak-anak?
Baca Juga: Sekarang ISIS Paksa Anak-anak Untuk Jadi Pelaku Bom Bunuh Diri!
Bocah 12 Tahun Ini Adalah Eksekutor Tahanan ISIS. Siapa Dia?
read more
0 komentar:
Posting Komentar