Fenomena Selebgram, Apakah Mereka Layak Diidolakan? - Koran Unik

Sabtu, 13 Agustus 2016

Fenomena Selebgram, Apakah Mereka Layak Diidolakan?

Demam jejaring sosial semakin merajarela. Fungsi awalnya yang hanya sebagai penghubung antar masyarakat, ternyata juga bisa sebagai ladang emas bagi beberapa orang. Mereka yang sering kita sebut dengan istilah “selebgram” ini pun mengandalkan eksistensinya pada teknologi tersebut. Cukup dengan sekali selfie, ribuan “like” berdatangan, promosi produk tertentu, pundi-pundi bertambah. Tak jarang, posting-an mereka berhasil menghipnotis kita bahkan membuat tidak sedikit orang menjadi fansnya.

Namun, pernah gak sih terbesit di pikiran kalian apa yang membuat mereka terkenal? Apa yang bikin mereka sukses menjadi idola ribuan anak muda? Ada baiknya jika kita membiasakan diri untuk menjadi kritis dalam melihat sebuah fenomena. Karena terkadang, kita terlalu sibuk ngepoin dunia mereka sampai lupa untuk menjadi penonton yang pintar.

Paras ayu dan harta melimpahnya tidak membuat mereka berbeda dari kita. Mereka juga memiliki kelebihan dan kekurangan layaknya manusia biasa.

Kehidupan mereka memang terlihat sempurna dibalik layar smartphone-mu, tapi belum tentu sesempurna itu di dunia nyata. Di dalam dunia virtual, secara otomatis kita akan menjadi selektif dalam menentukan apa yang mau kita tunjukkan ke khalayak ramai. Kalau bahasa awamnya, “pencitraan”.

Baca Juga: Kenapa Setiap Orang Harus Punya Mimpi dan Tujuan Hidup?

Sama seperti kita, para selebgram juga tahu apa yang menurut mereka pantas di-share. Dan yang pasti, hal itu yang bisa menunjukkan keunggulan dan sisi positif mereka. Entah fisik yang semampai, mobil mewah, atau selera gaya yang unik. Bukan juga atas dasar ingin pamer semata. Mereka hanya menyadari, aset berharga mereka ya diri mereka sendiri, itulah yang membuatnya terkenal. Makanya, mereka membuat kehidupan mereka terlihat berbeda dari kita. Meski di balik itu, sama juga seperti kita, mereka memiliki problematika sendiri.

Gaya hidup mereka bukan yang paling keren, apalagi paling benar.

Mereka boleh di siang hari menikmati lunch di restoran mahal, dan di malam hari pergi ke klub berpesta pora bersama sahabat-sahabatnya. Gaya hidup seperti itu memang terlihat pantas bagi mereka, tapi belum tentu begitu juga bila diterapkan ke kamu. Tidak sedikit banyak melihat anak muda yang “latah” ingin melakukan apa yang dilakukan para selebgram, ingin memakai pakaian apapun yang dipakainya. Mereka sampai lupa bahwa esensi dari bergaya adalah untuk merepresentasikan kepribadian diri. Kalau mereka tidak nyaman, mengapa dipaksakan?

Gaya hidup hedonis memang punya definisinya sendiri, tapi kalau “keren” baru relatif. Ada yang bilang, bisa hangout di berbagai tempat nongkrong ternama itu keren, tapi ada juga yang berpendapat menjadi kutu buku dan menyerap banyak ilmu itu baru keren. Pada intinya, serba-serbi yang dilakukan para selebgram bukan acuan hidup. Kalau mereka bisa puas dengan gaya hidupnya sendiri, kenapa kita gak?

Dan yang terpenting, apakah mereka memberikan pengaruh yang baik selain mengajak kita buat menyerbu online shop?

Dari kecil, pasti kita diajari untuk memilih role model yang bisa memberikan inspirasi. Tidak jarang, nama-nama berbagai seniman pun kita klaim sebagai role model kita karena telah menginspirasi melalui karyanya. Kalau aktor dapat menginspirasi melalui filmnya, musisi melalui musiknya, terus kalau selebgram melalui apa ya?

Tapi jangan salah, kejelian mereka dalam melihat jejaring sosial sebagai wadah untuk menuai ketenaran patut diacungi jempol. Hanya saja, hal itu harus diimbangi dengan memberikan pengaruh yang baik, karena itulah fungsi seorang role model. Mengutip quote dari film Spiderman yang berbunyi, “with great power, comes great responsibility”, atau yang artinya “seiring dengan kekuatan yang besar, datang pula tanggung jawab besar”, hal ini yang sebaiknya diterapkan oleh mereka para public figure, tak terkecuali para selebgram, yang memiliki “kekuatan” untuk mempengaruhi masyarakat awam.

Tidak melulu barang mahal yang ditunjukkan, tapi juga nilai atau perilaku yang sepatutnya dicontoh. Karena, tanpa mereka sadari, jutaan orang sedang mengamati mereka, gak cuma orang-orang dewasa aja, tapi juga para abg yang sedang mencari jati diri dan belum fasih memproses hal yang dianggap benar atau salah.

Mengidolakan dan diidolakan itu hak semua orang kok. Tapi, kita juga harus pintar-pintar memilih siapa yang cocok jadi panutan kita. Jangan cuma karena terbuai dengan penampilan dan selera mereka, kita jadi terpikat. Carilah juga mereka yang dapat memotivasi dirimu, karena sesungguhnya ada banyak juga selebgram yang bisa memberikan contoh positif.

Baca Juga: Inilah yang Menyebabkan Tujuan Hidup Itu Penting Untuk Kamu Miliki


Fenomena Selebgram, Apakah Mereka Layak Diidolakan?
read more

0 komentar:

Posting Komentar


Top