Untuk sebagian orang mempublikasikan status pacaran dapat dijadikan sebagai pembuktian keseriusan hubungan. Namun, bagi sebagian yang lain mempublikasikan hubungan merupakan malapetaka yang bisa menghancurkan kisah percintannya.
Ya, siapa lagi kalau bukan kami yang menjalani pacaran diam-diam atau yang biasa disebut backstreet oleh orang-orang. Menjalani hubungan secara backstreet bukan merupakan hal yang mudah. Banyak perjuangan yang harus kami lakukan yang mungkin tidak perlu dirasakan oleh kalian yang menjalani hubungan secara normal.
Berikut hal-hal yang hanya kami pahami para backstreet daripada kalian yang berpacaran secara normal.
1. Bersembunyi dan berbohong dari orang-orang dekat menjadi kebiasaan Backstreeter.
Bagi kalian yang menjalani hubungan secara normal tentu tidak perlu berpacaran secara sembunyi-sembunyi seperti kami. Bersembunyi dan berbohong sudah menjadi rutinitas. Akan berbeda cara bersembunyi dan berbohong antara pasangan yang backstreet dari orang tua dengan backtreet dari teman.
Bersembunyi dan berbohong pada orang tua tidak sesulit walaupun tidak mudah daripada berbohong pada teman karena dapat diminimalisir dari proses interaksi yang lebih banyak dilakukan di sekolah dari pada di rumah. Meskipun begitu kewaspadaan pun semakin bertambah terutama manyangkut hal-hal yang berkaitan dengan alat komunikasi.
Berbohong terhadap teman tentu lebih sulit lagi karena kita harus benar-benar pintar menyembunyikan hubungan dengan pasangan dalam jarak yang dapat dijangkau tapi tak terjangkau. Ketakutan dijauhi oleh teman-teman membuat kami rela mengesampingkan perasaan pribadi kami. Resiko dibenci dan dianggap tidak setia kawan membuat kami harus pandai bersikap dalam keseharian agar tidak menimbulkan perilaku yang mencurigakan.
2. Menahan cemburu sepanjang hari adalah siksaan berat!
Jika berbohong dan bersembunyi menyiksa pikiran kami, lain halnya dengan menahan cemburu yang menyiksa hati kami. Banyangkan saja orang yang kalian sayangi harus dekat-dekat dengan cewek/cowok yang lain, tertawa-tawa bersama mereka, bercanda bebas dengan orang yang nggak kalian suka, apalagi kalau digodain oleh cewek/cowok lain, dan kita tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya melihat dengan hati dongkol.
Benar-benar menyebalkan. Tapi dalam hal ini kepercayaan harus dijunjung tinggi. Walaupun setiap saat harus menahan napas sesak, hal itu akan berbeda saat kita tahu bahwa pasangan kita memegang komitmennya. Inilah derita backstreet yang ngga perlu kalian rasain.
3. Backstreeter adalah orang-orang yang harus pintar berstrategi.
Akan bahaya jika kami melakukan sesuatu tanpa rencana dan pertimbangan yang mantap. Jadi mungkindalam hal strategi dan perencanaan masa depan hubungan, kami lebih jago daripada kalian.
4. Kayak orang yang lagi COD-an. Tempat ketemuan dengan pacar jadi nggak menentu!
Jika kalian bisa bebas hangout kemana pun kalian suka, ke mall terdekat, taman kota, cafe depan sekolah, atau hanya sekedar nongkrong di lapang sekolah, lain halnya dengan kami. Kami tidak bisa pergi jalan sebebas itu. Kalau pun kami memilih tempat yang terbuka untuk umum, strategi yang tepat harus kami gunakan dsertai berbagai alasan logis, kerja kelompoklah, minjam bukulah, belajar barenglah, dan lain sebagainya.
Jangankan pergi dengan bebas dalam penampilan pun terkadang harus menggunakan sesuatu yang tidak menonjol. Tempat pertemuan kami setiap saat tidak menentu. Kadang di perpustakaan kota, toko buku, atau tempat lain yang tidak dijadikan target pacaran oleh anak muda lainnya. Kami memiliki banyak tempat pertemuan. Pandai-pandailah memilih tempat pertemuan itu adalah moto kami sebelum nge-date.
5. Mencuri-curi kesempatan dalam berbagai momen.
Mungkin hal yang bisa kami jadikan sebagai acara kencan kami dengan bebas bareng temen-temen adalah momen ketika kita lagi ngumpul atau hangout bareng. Ya, meskipun tidak secara gamblang, tapi ini bisa dijadikan kesempatan. Ini juga merupakan salah satu strategi kami.
Selain saat kumpul-kumpul nggak jelas,kalau kami disatukan dalam kelompok yang sama di kelas, itu juga bisa jadi kesempaan kami. Dalam hal ini, maka harus pintar-pintar menyiasati ager bisa duduk dekat dengan dia. Kalau istilah sekarang sih mereka menyebutnya modus.
6. Saat putus, ya cuma kamu, dia, dan Tuhan aja yang tahu…
Inilah mungkin tidak enaknya pacaran backstreet. Saat kita putus sama pasangan, yang bisa rasain kesedihan, ya cuma diri sendiri. Kita nggak punya teman sebagai tempat untuk berbagi. Terkadang kita harus ikut tertawa bersama tanpa mereka tahu kesedihan yang sedang dialami.
Kalau sudah begini, kumpul bersama teman juga terasa tidak menyenangkan. Walaupun tidak bisa dipungkiri ada keuntungan dibalik ketidaktahuan mereka, kita tidak perlu mendapat ejekan, dan juga kita tidak perlu repot meluruskan apa yang terjadi perihal alasan sebenarnya kenapa putus.
Itulah momen-momen yang hanya bisa dirasain oleh kami para backstreeter. Kalau kamu pernah ngerasain ini ngga? Gimana, tertarik untuk pacaran diam-diam (backstreet)?
#CintaDalamKata
Kamu Pernah Pacaran Backstreet? Pasti Paham Banget dengan Hal-hal Berikut Ini!
read more
0 komentar:
Posting Komentar