Apakah kamu ingat bagaimana rasanya jatuh cinta untuk pertama kali? Orang bilang, cinta pertama sungguh sulit dilupakan. Meskipun kamu sudah menikah, atau kamu sudah beranak pinak dan mempunyai cicit, rasa itu tak akan pernah berubah. Begitu pula yang film-film dan lagu-lagu itu katakan. Rasa dari cinta pertama akan selalu terkenang. Apalagi jika sampai menjadi pasangan akhir hayat. Rasanya kebahagiaan dunia benar-benar sempurna jika hal itu sampai terwujud. Hidup bahagia selamanya, begitu kata kisah dongeng-dongeng itu.
Meskipun begitu, kisahku dan kisahmu tidak seperti itu. Aku sudah lupa bagaimana aku bisa jatuh kepadamu. Yang kuingat, hal itu terjadi begitu saja. Kamu menoleh ke arahku dan mata kita bertemu. Seperti dalam scene film-film romantis, semua mendadak begerak dalam slow motion dengan background suara guru matematika dan celoteh teman-teman.
Entahlah, semua terjadi begitu saja. Beratus-ratus pertemuan telah kulalui denganmu. Banyak kata dan kesan darimu yang bahkan hingga kini masih kuingat. Beberapa tempat menjadi kenangan kita, mulai dari bangku di kelas sampai jalan yang kulalui denganmu untuk sekedar pulang bersama dari sekolah. Sebuah boneka yang kamu berikan padaku pada suatu malam menjadi tanda bahwa aku spesial bagimu, meskipun rasa itu tidak kamu ungkapkan dalam kata-kata.
Delapan tahun berlalu. Meskipun kita jauh, kita masih saling mengirim pesan. Sekedar saling bertanya kabar atau saling berbagi cerita. Namun seiring berjalannya waktu, frekuensi kita berkirim pesan semakin sedikit. Semakin sering aku memulai percakapan. Aku selalu menunggu balasan darimu hingga jatuh tertidur. Namun kamu hanya membalasnya sesempatmu saja. Sering, pesan-pesanku sampai menjamur karena tidak terbalas berhari-hari lamanya.
Hingga pada suatu titik, aku sadar akan sesuatu. Sesuatu telah terjadi, dan itu menyakitkan. Lebih menyakitkan dari rasa tertolak maupun patah hati. Lebih menyakitkan dari sakitnya kayu ketika dibakar api.
Meski begitu, seiring berjalannya waktu, aku berhasil menyembuhkan diriku. Aku telah kembali dari titik terendah dalam hidupku. Beberapa hal akan kuungkapkan padamu, menunjukkan bahwa pada hari ini aku bisa berdiri dengan tegar.
Orang bisa berubah. Termasuk aku dan juga dirimu.
Hati kita telah disinggahi banyak hal. Aku melihat itu dalam dirimu. Meskipun kita sudah jarang bertemu, aku bisa menangkapnya dari kata-kata yang kau gunakan untuk membalas pesan-pesanku. Kamu bertemu banyak orang dan posisiku di hatimu tergeser oleh orang-orang itu. Dan aku tahu, satu dari sekian orang yang kau temui itu menjadi orang spesial bagimu untuk sekarang. Hal ini juga yang membuatku sadar bahwa kamu tidak bisa terus-terusan mencintaiku.
Kita berbicara tentang sekarang, bukan masa lalu.
Masa lalu, biarlah masa lalu. Ada banyak hal manis terjadi di masa lalu antara kamu dan aku. Tapi itu dulu. Sekuat apapun kita mencoba, kita tak akan bisa menghadirkannya lagi di masa sekarang.
Aku tak bisa terus-terusan menunggu.
Berjam-jam hingga berhari-hari aku menunggu balasan darimu. Dulu, ketika pesanmu kuterima, meskipun itu hanya berupa sebuah kata singkat, sudah cukup untuk membuat endorfin dalam tubuhku meningkat cepat. Tapi aku sadar, sudah banyak waktuku yang terbuang hanya untuk menunggumu.
Maaf, kamu bukanlah yang terakhir bagiku.
Meskipun kamu cinta pertamaku, kamu bukanlah cinta terakhirku. Memang kenyataan tidak seperti dalam film-film. Tapi aku yakin aku bahagia dengan keputusanku ini. Sepertimu, aku juga bertemu dengan banyak orang. Aku yakin kalau satu dari orang-orang yang kutemui akan menjadi yang spesial bagiku suatu saat nanti.
Aku harus melepasmu.
Aku yakin, Tuhan akan memberikan ganti yang lebih baik jika sesuatu yang tergenggam begitu lama dan erat dilepaskan. Begitu pula denganmu. Aku yakin orang yang lebih tepat sudah disiapkan Tuhan untukku, dan menungguku untuk bertemu.
Kini, saatnya untuk memulai hal baru.
Aku bisa memulai hobi baru, seperti bermain musik dan olahraga. Aku bisa lebih fokus dengan karierku. Aku bisa bertemu dengan orang-orang baru. Berjalan-jalan ke tempat yang belum pernah aku datangi. Dan waktu luangku bisa kugunakan untuk merapikan kamarku. Menatanya secara artistik. Membuang yang tidak terpakai dan menggantinya dengan hal baru.
Terima kasih. Berkat kamu, aku bisa belajar banyak hal, terutama bagaimana cara mencintai seseorang. Semoga kamu berbahagia dengan pilihan hatimu sekarang.
Tulisan ini adalah kiriman dari IDN Community. Kalau kamu ingin mengirimkan artikelmu, kirimkan ke community@idntimes.com
Kepada Cinta Pertamaku, Terima Kasih Telah Mengajariku Banyak Hal. Kini Saatnya Aku Memulai Hal Baru
read more
0 komentar:
Posting Komentar