Patah hati dan putus cinta adalah perasaan yang paling menyesakkan di dada. Sedih tak karuan, hati rasanya nyesek banget. Selama beberapa hari kita merasa gak bergairah melakukan apapun. Gak cuma itu, dada rasanya berat sekali. Hmm, kok bisa segitunya ya?
Eits, bukannya berlebihan kok. Pasalnya, patah hati memang bisa mempengaruhi sistem yang ada di tubuh kita. Gak hanya perkara perasaan, patah hati menyebabkan stres dan gangguan jantung serta ketidakseimbangan hormon.
Apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh kita saat patah hati?
Orang-orang yang merasa sedih terlalu dalam karena patah hati, misalnya karena orang tersayang meninggal dunia, akan mengalami kondisi yang disebut broken heart syndrome atau sindrom patah hati. Sindrom ini sesungguhnya muncul karena situasi stres yang menderanya sehingga mempengaruhi cara kerja jantung memompa aliran darah ke seluruh tubuh.
Patah hati memang rasanya nyesek banget di dada. Dan ini bahaya untuk kesehatan.
Sindrom patah hati ini juga disebut taktsubo cardiomyopathy. Sebetulnya gejalanya sangat mudah dideteksi. Umumnya pasien akan merasakan napasnya yang menjadi pendek, jantung berdegup lebih kencang dari biasanya dan tekanan yang berat di dada. Jika rasa berat di dada ini terjadi berkelanjutan, bahayanya adalah pasien bisa mengalami serangan jantung. Sangat disarankan untuk segera ke dokter dan tidak menyepelekan hal ini karena pasien bisa meninggal karenanya.
Baca Juga: Kenapa Patah Hati Yang Kedua Terasa Lebih Menyakitkan Daripada Yang Pertama?
Sebenarnya patah hati itu lebih dari sekedar karena putus cinta.
Saat mendengar kata 'patah hati', biasanya kita langsung berpikir soal putus cinta. Padahal, patah hati gak cuma soal cinta. Ada penyebab-penyebab lain yang juga berpotensi menyebabkan seseorang terkena sindrom patah hati. Kematian orang tersayang, diagnosa kesehatan yang menyeramkan, kekerasan dalam rumah tangga, kehilangan uang dalam jumlah besar, bencana alam, kehilangan pekerjaan, perceraian bahkan jika seseorang diharuskan tampil di atas panggung. Mungkin untuk kasus terakhir terlihat sepele, tetapi kondisi tersebut menyebabkan stres pada seseorang lho.
Dari catatan mayoclinic.org, perempuan berusia lebih dari 50 tahun, ternyata berisiko lebih besar terserang sindrom patah hati ini. Hal ini bisa dikarenakan gejala yang menumpuk sejak lama dan tidak disadari. Kebanyakan orang menganggap remeh perubahan yang terjadi pada tubuhnya sejak mendengar kabar yang membuatnya sedih.
Padahal sekecil apapun rasa sakit di dada dan gejala-gejala stres lainnya, sebaiknya segera dibawa ke dokter atau rumah sakit untuk dicek lebih lanjut.
Ternyata sindrom patah hati memang benar adanya. Sindrom ini bukanlah pemicu, melainkan dampak dari tekanan pikiran yang merembet ke ketidakseimbangan dalam sistem tubuh. Jangan disepelekan ya.
Baca Juga: Saat Patah Hati Melanda, Terapkan 11 Tips Mempan Ini Untuk Move On
Penjelasan Ilmiah Kenapa Patah Hati Bisa Berujung Kematian!
read more
0 komentar:
Posting Komentar