Seumur Hidup Aku Belum Pernah Berpacaran. 5 Hal Inilah yang Aku Renungkan Untuk Mendapatkan Pacar Idaman - Koran Unik

Sabtu, 20 Agustus 2016

Seumur Hidup Aku Belum Pernah Berpacaran. 5 Hal Inilah yang Aku Renungkan Untuk Mendapatkan Pacar Idaman

Dulu, aku memiliki impian untuk menikah di usia muda antara 23 – 25 tahun supaya kalau punya anak, jaraknya tidak terpaut jauh. Tapi sekarang, boro-boro menikah di umur segitu yang akan segera datang 2 – 3 tahun lagi! Punya pacar saja belum. Eh, lebih parahnya, pacaran saja belum pernah! Adakah yang bernasib sama denganku?

Hal tersebut membuatku merefleksikan hidupku, terutama mengenai kepribadianku. Apakah ada yang salah? Kenapa sih, aku belum pernah berpacaran sampai sekarang? Padahal teman-teman lain sudah banyak yang punya pacar, bahkan sudah ada yang menikah dan punya anak juga. Aku kan juga ingin merasakan suka-duka memiliki pacar. Aku juga ingin belajar membagi hidupku dengan sosok yang spesial. Aku memikirkan 5 hal berikut ini dalam refleksiku:

1. Apakah aku kurang menarik secara fisik?

Ketika membicarakan masalah keinginan untuk mempunyai pacar, tapi tidak kunjung mendapatkan juga, pasti terlintas pertanyaan pertama ini. Tidak bisa dipungkiri, kalau laki-laki adalah kaum visual yang memperhatikan perempuan pertama kali dari penampilannya.

Aku mungkin tidak cantik, tapi aku berusaha untuk menjaga kebersihan wajah dan tubuhku sehingga lebih nyaman dipandang dan yang terpenting, aku rajin memasang senyumku untukmu karena aku percaya senyum itu perhiasan alami yang bisa membuat setiap perempuan terlihat lebih cantik.

2. Apakah aku terlalu (terlihat) pintar?

Ada yang bilang kalau ada laki-laki yang enggan mendekati seorang perempuan karena dianggap terlalu pintar dibandingkan dirinya. Sebenarnya aku tidak se-pintar itu, kok. Mungkin hanya efek penggunaan kacamata saja, jadi aku terlihat seperti orang pintar, hahaha. Bener deh, aku tidak pintar sekali sampai selalu mendapatkan IP sempurna setiap semester atau nilai di atas 80 setiap kali ujian.

Eh tapi, laki-laki juga ingin perempuan yang cerdas supaya kelak mampu mendidik anaknya dengan baik, ‘kan? Hmmm… Sebenarnya, laki-laki humoris adalah tipe yang sesuai untuk mengimbangi perempuan yang (katanya) pintar ini. Karena dengan hadirnya laki-laki humoris seperti kamu, hidupku akan lebih ringan dan tidak melelahkan karena hanya memikirkan hal-hal akademis atau hal-hal rumit lainnya.

3. Apakah aku terlalu pendiam?

Diam itu katanya emas. Tapi diam juga bisa membuatmu tidak bisa didekati mas-mas. Kenapa? Karena laki-laki akan lebih enggan mendekati perempuan yang kelewat pendiam. Mungkin takut kalau bakalan garing atau mati gaya ketika diajak ngobrol. Padahal belum tentu semua perempuan yang dianggap pendiam itu benar-benar pendiam, lho.

Misalkan aku ini, bisa dibilang aku memiliki kepribadian ambivert, yaitu perpaduan antara introvert dan ekstrovert, di mana aku tidak terlalu ramai, namun juga tidak terlalu pendiam. Aku akan menjadi pendiam ketika aku berada di lingkungan baru atau berada di tempat atau kumpulan orang yang aku kurang merasa nyaman dengannya. Tapi, sekalinya aku bertemu dengan sahabat-sahabatku dan orang-orang yang sudah berhasil membuatku nyaman, aku akan menjadi diriku sendiri dan mereka tidak akan percaya kalau aku ini dianggap pendiam ketika berada di suatu tempat atau perkumpulan.

Karena bersama mereka, aku bisa menjadi pribadi yang humoris, hiperaktif, dan hore. Adakah yang sama denganku di sini? Nah, buat laki-laki yang ragu untuk mendekati perempuan pendiam, coba deh stalking media sosial si perempuan itu dan lihat dari karakter foto atau status yang diunggahnya. Untuk tahu lebih jauh lagi, tanyakan pada teman-teman terdekatnya. Iya, kamu juga harus mulai cari tahu seperti apa aku sebenarnya karena aku tidak se-pendiam itu. Iya, kamu. Eh.

4. Apakah aku terlalu mandiri?

Ini dia permasalahan yang kerap aku diskusikan dengan sahabat-sahabatku yang bernasib sama. Karena belum pernah berpacaran, aku jadi terbiasa melakukan apapun sendiri. Pergi jauh atau pulang malam sendiri, membawa barang berat sendiri, dan melakukan hal-hal lain sendiri. Aku pun sudah terbiasa dan bisa dibilang terlanjur nyaman untuk pergi sendiri menonton film, nongkrong, atau sekedar jalan-jalan. Iya, benar-benar sendiri.

Mungkin itu juga tidak ‘sehat’ karena suatu saat aku harus belajar membagi hariku, waktuku, kebahagiaanku, bebanku, dan kesedihanku dengan seorang laki-laki karena laki-laki juga ingin merasa dibutuhkan dan melindungi perempuannya. Tenang saja kamu, aku pasti bisa menyesuaikan diri kok, ketika sudah bersamamu.

5. Apakah aku sudah siap memiliki pacar?

Ibuku selalu bilang, “Tingkatkanlah kualitas dirimu terlebih dahulu, sampai laki-laki spesial itu melihat ke arahmu karena keistimewaanmu.” Benar juga. Apakah aku sudah memiliki kualitas diri yang baik? Apakah aku sudah nyaman dengan diriku sendiri? Apakah aku sudah siap untuk memperhatikan dan diperhatikan seorang laki-laki secara spesial? Lagi, untuk kamu, aku masih terus berjuang untuk ini dan di saat yang tepat itu, aku akan menjadi perempuan yang bisa kamu banggakan.

Sekarang, aku akan terus mencari kamu-ku sembari membenahi diriku di sana-sini. Kalau kamu yang sedang membaca tulisan ini adalah kamu-ku, semoga kita segera bertemu, bertukar kisah, dan akhirnya menjalani kisah bersama, ya. Sampai jumpa di waktu itu.

 

#CintaDalamKata


Seumur Hidup Aku Belum Pernah Berpacaran. 5 Hal Inilah yang Aku Renungkan Untuk Mendapatkan Pacar Idaman
read more

Related Posts

0 komentar:

Posting Komentar