Begitu berat melepaskan orang yang jelas-jelas masih kita sayang, bertahun-tahun bersama namun tiba-tiba kandas di tengah jalan. Aku masih ingat waktu itu kamu hadir menawarkan cintamu, sepucuk surat sering kau kirimkan kepada ku melalui teman-teman terdekatku, tak lupa pula kau mengutarakannya lewat telepon dan sms. Waktu itu masih jaman PDKT “KITA”. Waktu itu… Ahhh, semua terasa lebih indah, hingga aku tak sanggup lagi mengungkapkannya.
Menyakitkan, ketika aku teringat akan dirimu yang pernh berusaha untuk masuk ke dalam hidupku kala itu.
Jika aku mengingat-ingat kembali yang dulu bersamamu, mulai dari kau mencoba masuk di kehidupanku yang masih kosong, yang masih belum pernah diisi oleh pria lain, ada rasa begitu sakit yang mendalam. Tak ingin rasanya aku mengingat hal itu lagi, sungguh sangat menyakitkan bila mengingat semua perjuanganmu yang hampir satu tahun kau mencoba masuk di hidupku dengan bermodalkan cinta yang katamu cinta tulus.
Tidakkah kau tahu wahai sang mantan bahwa dirimu adalah sosok lelaki kedua terindah setelah ayahku yang pernah aku miliki. Kamu hadir di kehidupanku dengan banyak alasan. Kau menjanjikanku begitu banyak kebahagiaan, kau memberiku sebuah harapan baru untuk menjalani hidup bersamamu.
Kau berjanji akan selalu bersamaku hingga “KITA” tua nanti. Dengan bodohnya pula aku mengiyakanmu untuk bersamaku. Namun nyatanya kau yang meninggalkanku tanpa alasan yang jelas. Kau pergi dengan rasa tak bersalah dan dengan mudahnya kau melupakan semua janji-janji yang pernah terucap oleh bibirmu yang manis duhai sang mantan.
Apakah sekarang aku harus memperjuangkan cintaku? Tapi apa yang bisa aku harapkan darimu?
Ah, mengetik surat ini membuatku mengingatmu lagi. Mengingat kembali kenangan manis dan suka duka yang telah kita lalui dulu. Membuka kembali folder-folder foto lama berdua “KITA”. Duhai mantan, bila saja waktu itu kau tak pergi meninggalkanku dengan alasan konyolmu, mungkin saat ini aku masih di sampingmu. Di saat orang lain membaca tulisanku ini, mungkin mereka berpikiran bahwa aku adalah perempuan bodoh yang masih megingat mantan yang sudah tega meninggalkanku.
Ku akui, aku merasa bahwa… ya benar aku memang perempuan bodoh yang masih mengharap cinta darimu sampai sekarang ini. Tak bisa ku pungkiri, dan tak bisa ku bohongi perasaan ku bahwa aku masih mencintaimu sebelum dan setelah ‘KITA” berpisah. Tak ingin rasanya aku memulai kehidupan baru lagi dengan orang lain selain hanya dengan dirimu. Tapi, jika dipikir-pikir, apa yang harus aku harapkan lagi darimu?
Kau tak mencintaiku lagi dan kau tak pernah mencariku lagi setelah lama kita berpisah. Apakah aku harus tetap perjuangkan perasaanku ini kepadamu? Apakah aku harus pura-pura bahagia melihatmu dengan perempuan lain? Mungkin sudah saatnya aku melupakan bayang-bayang tentang mu. Biarkan semua hilang dengan sendirinya, meski ku akui aku masih mencintaimu.
Sekarang aku harus berjuang untuk mengikhlaskanmu. Dan aku mohon, jangan pernah membuatku menoleh ke belakang lagi.
Sekarang ini aku harus memaksakan diri untuk tidak lagi mencintaimu. Aku harus bisa menghilangkan perasaan cintaku ini padamu. Aku harus bisa membuka hatiku lagi untuk orang yang mencintaiku.
Cobalah untuk mengerti, cobalah untuk memahami perasaanku ini bahwa aku masih mencintaimu. Selama ini aku berusaha untuk menghilangkan perasaan cinta ini padamu, aku kasihan dengan hatiku yang masih mengharap cinta darimu yang jelas-jelas kau sudah menyukai perempuan lain. Saat aku mengetahuinya hatiku rasanya hancur.
Mungkin ini adalah pertanda bahwa tak ada lagi harapan untuk kau kembali kepadaku. Harusnya aku sudah merelakanmu, mengikhlaskanmu, dan membiarkanmu bahagia dengan perempuan lain. Aku harus berjuang untuk hal itu. Yah, HARUS! Mantapkan hati, perbaiki niat dan bismillah. Semoga tak ada lagi tentangmu yang menghantui pikiranku. Semoga kau bahagia dengan pilihanmu, dan semoga pula aku bahagia dengan pilihanku. Biarkan aku pergi tanpa bayanganmu lagi. Biarkan aku bahagia dengan pilihanku nanti.
Suatu saat jika tiba-tiba kau menghubungiku lagi, mengertilah jika aku tak mempedulikanmu lagi. Mungkin hari itu aku sudah bahagia dengan yang lain. Dan jangan pernah sekali-kali membuatku menoleh ke belakang jika aku dengan yang lain, lepaskan tanganku seperti kau melepaskanku dulu. Jangan pernah kembali lagi padaku disaat kau menyadari bahwa akulah wanita terbaik yang kau sia-siakan demi wanita baik lainnya.
#CintaDalamKata
Tentang Perjuanganku untuk Move On Darimu, Sang Mantan Terindahku
read more
0 komentar:
Posting Komentar