Indonesia begitu kaya akan budaya dari berbagai suku. Masing-masing suku memiliki bentuk-bentuk kepercayaan yang berbeda. Dan diwujudkan dengan berbagai penghormatan yang tak sama. Penghormatan tersebut diberikan kepada alam semesta atas nikmat yang diterima dalam kehidupan.
Salah satu bentuk penghormatan yang kerap kita jumpai adalah pemberian sesajen. Berikut tujuh jenis sesajen yang sering digunakan masyarakat Indonesia dan maknanya.
1. Sesajen Tahun Baru Imlek.
Etnis Tionghoa memiliki sesajen yang bermacam-macam. Salah satu kegiatan yang memerlukan sesajen adalah perayaan tahun baru Imlek. Isi sesajennya antara lain wajik tumpeng yang bermakna harapan untuk diberi bimbingan pengetahuan dan budi pekerti luhur. Ada juga kue ku yang melambangkan panjang umur, kue moho sebagai simbol rezeki melimpah, dan kue keranjang yang bermaksud agar keluarga pemberi sesajen selalu kompak juga tidak terpecah belah. Imlek sendiri biasanya lebih erat disimbolkan dengan kue keranjang.
2. Sesajen Labuhan di Gunung Merapi.
Labuhan di Yogyakarta adalah upacara pemberian sesajen sebagai tanda syukur masyarakat karena telah diberi keselamatan dan rejeki kepada Tuhan. Labuhan biasanya dilakukan di Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo. Isi labuhan biasanya berupa hasil bumi seperti produk pertanian. Sementara itu, ada sesajen yang spesifik seperti sinjang kawung, sinjang kawung kemplang, desthar daramuluk, desthar udaraga, arta tindih, kampuh paleng, semekan gadung mlati, semekan gadung dan seswangen.
3. Sesajen Buang Jong oleh Suku Sawang di Pulau Belitung.
Buang Jong adalah upacara adat yang dilakukan Suku Sawang di Pulau Belitung. Biasanya dilakukan sekitar Agustus sampai November saat angin muson barat berhembus. Sesajennya berupa replika rumah kecil yang dibangun di atas miniatur perahu dan diisi dengan jajanan atau hasil bumi. Suku Sawang berharap dengan melakukan ritual ini, keselamatan mereka akan terjaga saat melaut atau mencari ikan.
Baca Juga: 10 Praktik Pesugihan di Nusantara yang Kerap Dipakai Orang Putus Asa
4. Sesajen Mappanretasi milik nelayan Bugis di Kalimantan.
Mappanretasi adalah upacara adat yang dilakukan nelayan Bugis di Kalimantan. Sajian yang nelayan-nelayan berikan adalah ayam panggang, buah-buahan dan ketan. Sesajen tersebut dilarung di laut sebagai wujud syukur terhadap rezeki yang telah mereka terima. Mappanretasi sendiri, kini telah menjadi acara pariwisata rutin tahunan.
5. Sesajen Canang Sari yang indah dari Bali.
Canang artinya adalah “tujuan yang indah”. Maksud Canang Sari adalah permohonan indah kepada sumber kehidupan, yaitu Tuhan. Canang sendiri adalah sesajen yang dibentuk dengan memukau, terdiri dari bunga warna-warni dan wadah janur. Isinya bisa berupa sirih, gambir, pamor, tembakau dan buah pinang.
6. Sesajen Buka Sasi di Kaimana, Papua Barat.
Buka Sasi adalah upacara ketika sebuah area laut yang sempat ditutup, dibuka kembali. Penutupan bertujuan agar ekosistem di area tersebut dapat pulih kembali. Ini adalah tanda masyarakat di Kaimana menghargai alam sebagai sumber kehidupan. Ritual Buka Sasi ditandai dengan menaruh sesajen berupa sirih, pinang, dan batu laga yang diletakan di atas piring.
7. Sesajen hewan ternak di ritual Kasodo milik suku Tengger.
Kasodo adalah ritual sedekah bumi yang dilakukan suku Tengger. Upacara ini dilakukan pada bulan kesepuluh menurut penanggalan Jawa. Pada upacara Kasodo, seluruh desa yang dihuni suku Tengger di sekitar Gunung Bromo akan membawa sesajen berupa uang, hasil tani seperti kentang dan sayuran, beserta hewan ternak (bahkan ada juga yang sampai memberi sajen berupa seekor kerbau utuh!). Sesajen tersebut kemudian dilempar ke kawah Gunung Bromo sebagai bentuk penghormatan terhadap roh leluhur Tengger.
Indahnya bangsa Indonesia dengan keunikan dan kekayaan budayanya.
Baca Juga: 10 Kisah Nyata Kesurupan yang Bakal Bikin Kamu Merinding!
7 Sesajen yang Biasa Digunakan Masyarakat Indonesia dan Makna di Baliknya!
read more
0 komentar:
Posting Komentar